Senin, 26 Mei 2008

Hidup

Tuhan mencipta kita dalam langgam unik tak bisa dipaksa seperti yang lain, ruang kita untuk bergerak yang terberi seperti garis-garis lapangan permainan, hanya sering kita tersadar bahwa kita tidak mampu berbuat lebih, bila yang lain bisa sesungguhnya ke-bisa-annya adalah kehendakNya, bila rasa putus asa menjadi manusia menyergap membuat kita merasa sebagai hanya obyek permainan Sang Pencipta.

Sang waktu dalam kesadaran maya mengunyah kita semakin tenggelam dalam ketidak berdayaan, menggerogoti keindahan yang pernah diberikan kepada kita. Sang waktu menjadi seperti monster mungil lucu yang halus perangainya.

Dunia menghampar laksana karpet tempat kita berjalan, terinjak serta mencatat sejarah peradaban, dingin dan menggelegar ketika harus bersikap.

Anak-anak kita berlari, bermain, tertawa, menuju kesadaran dalam lingkaran permainan yang berkelanjutan tanpa henti.